This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 15 Februari 2012

Gejala-gejala Kanker Indung Telur yang Perlu Wanita Waspadai


Jakarta, Kanker indung telur (kanker ovarium) merupakan salah satu jenis kanker yang bisa mengancam hidup perempuan, tapi seringkali ditemukan dalam stadium lanjut. Untuk itu kenali gejala yang muncul dari kanker indung telur ini.

Tidak seperti kanker payudara, kanker usus atau kanker serviks, sampai saat ini tidak ada tes skrining yang baik untuk kanker indung telur. Karena itu tidak banyak pasien kanker indung telur yang bisa bertahan dalam 5 tahun pertamanya.

Kanker ovarium adalah jenis kanker yang dimulai dari indung telur. Diketahui setiap perempuan memiliki 2 indung telur yang terletak di 2 sisi uterus (rahim) yang berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) serta hormon estrogen, progesteron dan testosteron.

Kanker jenis ini seringkali tidak terdeteksi sampai ia menyebar ke dalam panggul dan perut. Pada tahap akhir, kanker indung telur sulit untuk diobati dan seringkali berakibat fatal seperti kematian.

Gejala dari kanker indung telur tidak spesifik, seringkali meniru penyakit lain. Berikut ini gejala yang bisa dicurigai sebagai tanda dari kanker indung telur, seperti dikutip dari ABC.net.au dan MayoClinic Rabu (15/2/2012) yaitu:
1. Kembung, bengkak, adanya tekanan pada perut
2. Sakit di perut atau panggul
3. Kesulitan makan atau adanya perasaan penuh di perut dengan cepat, serta gangguan pencernaan yang tetap, gas dan mual
4. Adanya perasaan mendadak (urgensi) untuk pipis dan frekuensinya berubah
5. Perubahan kebiasaan buang air besar
6. Peningkatan lingkar perut misalnya pakaian terasa ketat di sekitar pinggang
7. Sering merasa tidak bertenaga
8. Mengalami sakit punggung

Jika mengalami hal ini selama beberapa minggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter dan biasanya pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah USG (ultrasonografi).

Sampai saat ini tidak jelas apa penyebab dari kanker indung telur. Namun jenis sel dimana kanker tersebut dimulai bisa membantu menentukan jenis kanker indung telur yang dimiliki serta pilihan pengobatan. Jenis kanker ovarium meliputi:

1. Kanker yang berawal dari sel-sel di bagian luar indung telur. Disebut dengan tumor epithelial, kanker ini dimulai pada lapisan tipis di jaringan yang menutupi bagian luar indung telur. Sebagian besar kanker indung telur adalah jenis ini.

2. Kanker yang dimulai di sel yang memproduksi sel telur. Disebut tumor germ cell dan cenderung terjadi pada perempuan muda.

3. Kanker yang dimulai di sel yang memproduksi hormon. Disebut tumor stromal yang biasanya dimulai pada jaringan ovarium yang memproduksi hormon estrogen, progesteron dan testosteron.

Tingkat Kematian Malah Tinggi Jika Servis Dokter Memuaskan

Jakarta, Di mana-mana, rumah sakit bersama para dokternya pasti berusaha keras untuk memuaskan pasiennya. Namun menurut survei terbaru, tingkat kepuasan pasien justru berbanding lurus dengan peningkatan risiko kematian di sebuah rumah sakit.

Hasil survei yang dilakukan para ilmuwan Amerika Serikat ini mengagetkan otoritas kesehatan di Inggris. Bagaimana tidak, baru-baru ini Inggris mengklaim tingkat kepuasan pasien rumah sakit di negaranya mengalami peningkatan tertinggi sejak 2002 yakni 85 persen.

Klaim pemerintah Inggris ini didasari oleh survei yang dilakukan di sejumlah rumah sakit milik pemerintah. Menurut survei tersebut, tingkat kepuasan pasien di rumah sakit menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan penyakit risiko kematian pasien akan lebih rendah.

Namun penelitian terbaru yang dilakukan para ilmuwan dari University of California mementahkan anggapan tersebut. Survei yang dilakukan secara langsung terhadap pasien ini menunjukkan, tingkat kepuasan justru berbanding terbalik dengan tingkat kesembuhan.

Survei terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine ini mengungkap, makin puas pasiennya maka tingkat kekambuhan justru meningkat. Demikian juga tingkat kematian, justru naik 26 persen ketika pasiennya merasa terpuaskan.

Dalam laporan ilmiahnya, para peneliti mengatakan bahwa layanan rumah sakit dikatakan memuaskan jika sesuai dengan kemauan pasien. Sayangnya seperti dikutip dari The Independent, Rabu (15/2/2012), kebanyakan pasien terlalu manja dan meminta banyak pengobatan yang sebenarnya tidak perlu.

Bagaimanapun, perawatan dan pengobatan yang berlebihan tidak selalu baik dan kadang lebih banyak efek sampingnya. Sesekali, dokter harus mengorbankan kepuasan pasien dengan menolak permintaannya, tentunya dengan pertimbangan utama agar tidak malah membahayakan kesehatannya sendiri